W A T C H

Dream. Faith. Fight

Rabu, 08 Mei 2013

Ada banyak hal
Tentang mimpi, ambisi, dan tujuan.
Tentang bagaimana semua hal bisa dituju
Dalam doa
Dalam iman
Dalam langkah dan setiap perjuangan
Bahkan, saya harus berlari
Atau bahkan sudah berlari
Mimpi ini terlihat abstrak
Tapi saya tau bagaimana membuatnya menjadi nyata.
Karena saya percaya akan sebuah hal.
Sederhana tapi luar biasa
Bahkan..
akan saya bawa mimpi-mimpi itu
Hingga ke ujung dunia.

Saya selalu percaya, seperti apa kita dimasa depan itu dilihat dari tiga hal. Pertama, dengan siapa kita dipertemukan. Kedua, seberapa dekat kita dengan Tuhan. Ketiga, semampu apa kita bangkit setiap kali kita terjatuh.
Karena semua ini tentang perjalan hidup, maka kamu percaya, dan kamu akan menemukan jawaban dari setiap pertanyaan yang ada. Karena ada banyak hal tentang bagaimana kita percaya tentang mimpi-mimpi kita, kan wujudkan semuanya menjadi kenyataan.

Pertama, dengan siapa kita dipertemukan.
Mimpi-mimpi saya ada diantara celah bangku-bangku kuliah. Dalam setiap tulisan dan catatan, dalam setiap banyak hal yang ada. Yang membawa setiap mimpi saya semakin dekat. Tentang bagaimana setiap hari saya selalu berpikir "seperti apa saya lima tahun dari sekarang" dan pertemuan saya dengan mereka adalah sebuah perjalanan hati, perjalanan bagaimana mencari makna hidup, dan tentang cinta. Tentang banyak sahabat, dimana bukan hanya saya, tapi juga mimpi-mimpi mereka. Atau sekedar angan bagaimana kami ingin membangun Town House ketika mapan. Sahabat pertama saya, Si pengembara cinta . Tentang bagaimana dia mengenal banyak wanita yang kami pikir-lumayan-bagus-kanan-kiri-atas-bawah-depan-belakang dan dia selalu mengenal mereka seperti "oh namanya Mayang" atau "oh itu Marla, 2011 Sistem Informasi" dan ada banyak hal lain tentang bagaimana kemagmagan dapat merubah segalanya. Sahabat kedua saya, Si gelembir. Dimana makanan adalah segalanya. Satu adalah biasa, lebih dari satu adalah sebuah kenikmatan. Bukan tentang wanita, tapi makanan. Karena kekhawatiran terbesarnya adalah mengejar-wanita-incarannya-tapi-tertutup-oleh-rasa-takut. Lagi-lagi takut. Entah pada akhirnya waktu yang tau siapa yang dia mau, karena baginya hati itu dipilih, bukan memilih. Sahabat ketiga saya, adalah Si Dayak. Kedayakannya membuat semua hal menjadi mudah. "Ah entar aja" atau "eh tolong email LA dong" atau "Ndai gimana ngisi form kosong ini dengan kodingan" yang padahal seharusnya dia tau harus menjawab pertanyaannya sendiri. Sahabat saya keempat, Si pengembara. Tentang sebuah perjalanan antara dia dan motornya yang punya nama Jibriel. Entah Zura, atau mungkin  Vladimir. Tentang bagaimana lututnya bisa menyentuh aspal jalanan, yang belakangan saya tau adalah sebuah seni Cornering. Tentang bagaimana sahabat adalah salah satu bagian dimana dunia pernah tau bahwa kita pernah bertemu orang-orang penting, dan salah satunya adalah mereka yang ada disekelilingmu sekarang. Saya, dan mereka mungkin punya jalan pikiran dan minat yang berbeda. Bukan tentang bagaimana kita perlu masuk ke dunia yang tidak kita suka. Karena persamaan dari semua adalah kami memperjuangkan mimpi, salah satunya menjadi Sarjana. Bukan Sarjana nyinyir seperti kebanyakan orang. Sarjana yang menjadi sesuatu, bukan untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. Kemudian tentang pertemuan saya dengan teman-teman sependakian Semeru. Tentang bagaimana kami mencapai puncak tertinggi di pulau Jawa, merasakan hangat matahari pagi di Kalimati, menyentuh pasirnya yang halus, angin oro-oro ombo, sejuknya udara ranu kumbolo, wangi hutan pinus. Dimana calon-calon sarjana bertemu alam, menjadi introvert dan melupakan ke-ekstrovert-an Jakarta. Mencintai udara jernih, terbang burung-burung, dan dekat dengan Tuhan. Alam semeru yang memeluk kami, calon sarjana. Mengejar mimpi untuk hidup, amanat orang tua, dan cinta. Bagaimana nama wanita yang saya sebut di tanjakan cinta. Sebuah perasaan yang tertutup oleh perasaan lain. Tentang perjalanan hidup. Tentang bagaimana saya menjadi manusia baru setelah pulang dari Semeru, dan Tuhan adalah sahabat yang paling dekat, diantara yang terdekat.

Kedua, seberapa dekat kita dengan Tuhan. Adalah bagian dimana setiap hari menjadi tolak ukur manusia mencintai siapa yang menciptakannya dan membuatnya semakin tau tentang mimpi-mimpinya. Karena tanpaNya, semuanya adalah semu, semuanya adalah hampa. Dimana air wudhu, dan setiap doa adalah jembatan, dimana semuanya adalah nada-nada, dimana mimpi semakin dekat karena Dia yang Maha Tau, Maha Melihat, pengatur segalanya. Dan bagaimana kamu nanti adalah semua yang Dia kehendaki. TanpaNya, kamu hanya seonggok daging yang tidak punya mimpi, dan perjuanganmu adalah kertas yang terhembus angin.

Ketiga, semampu apa kita bangkit setiap kali kita terjatuh. Atas setiap cobaan yang datang, atas setiap permasalahan, dan kamu tidak tau lagi dimana terang dan gelap, dimana kedamaian dan kegelisahan, dan putus ada adalah sebuah cermin. Dari situ seharusnya kita tau, cobaan datang karena ada maksud. Cobaan ada karena Tuhan tau kita akan terus memperjuangkan mimpi-mimpi seorang calon Sarjana. dimana air keringat dan air mata adalah kesyahduan sebuah usaha, jerih payah yang tidak dapat dinilai oleh apapun.

Dan dari ilmu apapun, dalam setiap hal yang sudah dilalui, mimpi adalah sebuah keabstrakan yang membuat kamu dapat terus hidup dan nafas adalah selimut dari itu semua. Dan kamu akan terus memiliki alasan untuk terus hidup sebagai manusia yang memiliki mimpi-mimpi besar, hingga kamu dapat membawanya sampai keujung dunia.
Yang terhebat adalah mereka yang mampu percaya dan bertaruh untuk menjadi lebih baik, atas mimpi-mimpi mereka.

- Yundai Riviera, November 2013.

0 komentar: